RMI

Pesantren Menyapa Dunia Digital: RMI NU Lampung Timur Siapkan Strategi Syiar Era Baru

Dengan semangat membumikan nilai-nilai Islam di jagat maya, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Timur menggelar Halaqoh Media Pondok Pesantren, sebuah forum strategis yang menjadi titik tolak transformasi digital pesantren ini digelar di Mushola Formal Pondok Pesantren Darussalamah, Braja Dewa, Jum’at malam (12/9/2025).

Acara ini mengangkat tema”Membangun Kekuatan Pesantren pada Dunia Digital”. Kegiatan ini turut dihadiri oleh 109 pengurus dan pengelola media dari 49 pesantren se-Lampung Timur. Hal ini menandai babak baru perjuangan dakwah di era teknologi.

Acara ini menjadi ruang konsolidasi dan refleksi, sekaligus ajakan untuk berani tampil dipanggung digital. Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan sholawat merdu dari para santri.

Dalam sambutan pembukanya, Ketua Tanfidziyah PCNU Lampung Timur, KH. Dardiri Ahmad, menyampaikan bahwa Pesantren jangan hanya menjadi penonton di era digital.

“Pesantren punya warisan ilmu, akhlak, dan tradisi yang luar biasa. Sekarang saatnya rebut ruang maya dengan konten yang menyejukkan dan membangun,” tandasnya.

Ia menegaskan untuk jangan ragu mengejar For You Fage (FYP), dan memastikan isinya membawa berkah bukan semati viral.

Gus Dar, sapaan akrabnya, turut menyoroti perubahan wajah pesantren berkat media digital yang berkembang saat ini.

“Dulu pesantren basis berdirinya di pinggir kampung, kini sudah berani tampil dipusat perkotaan dengan pengenalan yang lebih kompleks dan terstruktur,” ungkapnya.

Menurutnya, media adalah jendela baru pesantren untuk menyapa umat tentang pentingnya menjaga sebuah nilai maslahat.

Ketua RMI PCNU Lampung Timur, Kiai Hasan Al Antor, mengajak seluruh peserta untuk bersatu dalam gerakan digitalisasi pesantren. Ia mengajak untuk membangun citra pesantren yang kuat dan positif dengan membenahi citra dan mempromosikan gerakan ‘Ayo Mondok’.

“Gerakan Ayo Mondok harus digaungkan bukan hanya lewat baliho, tapi lewat konten yang menyentuh hati dan menginspirasi generasi,” tegasnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Darussalamah, KH. Imam Sibawaih, menegaskan bahwa digitalisasi bukan ancaman, melainkan peluang yang sejalan dengan prinsip NU yang berbunyi Al-muhafadhotu ‘ala qodimis sholih wal akhdzu bil jadidil ashlah.

“Salah satu langkah nyata ini dengan mendirikan Darussalamah Digital Technology Boarding School. Ini bukan hanya sekolah, tapi laboratorium dakwah digital,” katanya.

Memasuki sesi inti, seminar yang dipandu oleh moderator Gus Dr. Roro Fatihin menghadirkan dua narasumber dari RMI PWNU Lampung yang menjabat Wakil Sekretaris yakni Ade Erlangga dan Hafidz Fatur Rahman, yang membagikan ilmu dan pengalamannya.

Ade Erlangga dalam penyampaiannya membuka wawasan peserta tentang teknik produksi konten dakwah yang efektif.

Menurutnya, tidak perlu kamera mahal dalam memulai konten didunia digital. Hal utama yang dibutuhkan ialah niat dan keberanian untuk memulai.

“Gunakan metode ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sebagai bagian daripada pembelajaran dan ikhtiar dalam membuat konten,” ungkapnya.

Sementara itu, Hafidz Fatur Rahman, juga menekankan pentingnya strategi jurnalistik dan kehadiran website pesantren.

Menurutnya, saat ini santri harus melakukan gerakan jihad jempol dalam rangka ikhtiar mengcounter segala narasi yang dapat menjatuhkan nama pesantren dalam pusara negatif.

“Di era digital, jihad bisa lewat jempol. Santri harus menulis, menyuarakan kebenaran. Karena jika kita diam, narasi negatif akan mengambil alih,” ujarnya

Menurutnya, media pesantren adalah medan perjuangan yang tak kalah mulia yang harus perlu diperhatikan dan dikembangkan tentu dengan pengawalan secara penuh.

“Semua lini harus diisi dengan terstruktur dan masif untuk menjaga personal branding dunia pesantren,” pungkasnya.

Acara ditutup dengan penegasan program kerja media oleh pengurus RMI PCNU Lampung Timur dan doa bersama, menandai komitmen kolektif untuk menjadikan pesantren sebagai kekuatan utama dalam membangun peradaban digital yang berakhlak dan berdaya saing.

Hafidz Fatur Rahman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button