Dalam rangka membangun organisasi yang kuat dan berdaya saing, tentunya harus mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang juga baik dan mumpuni diberbagai bidang keilmuan serta professional dalam menjalankan roda organisasi.
Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Tanfidziyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kedondong, Kiai Muhammad Alwi pada saat acara kaderisasi Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) PAC IPNU IPPNU Kedondong di Pondok Pesantren Mambaul Huda, Tempel Rejo, Kamis (3/7/2025).
Menurutnya, Sumber Daya Manusia (SDM) ini yang paling pokok ialah kader IPNU IPPNU dalam hal ini harus memiliki karakteristik yang sangat positif dan relevan dengan kebutuhan organisasi. Ia menuturkan bahwa karakteristik kader tersebut harus mempunyai sifat yang ASIK (Aktif, Sinergi, Inklusif, dan Kolaboratif).
Kiai Muhammad Alwi menekankan, organisasi yang kuat dan berdaya saing tentu mempunyai kader-kader yang aktif dalam berbagai hal guna mengembangkan organisasi kedepan.
“Kader yang aktif maksudnya mereka yang selalu siap dan mau berpartisipasi dalam kegiatan organisasi, baik secara moril, tenaga, dan fikiran,” tuturnya.
Menurutnya, kontribusi tersebutlah yang akan membuat organisasi semakin berkembang dalam menyikapi segala perubahan dan perkembangan zaman yang terus menerus semakin maju.
Ia menekankan untuk setiap kader harus selalu aktif dan antusias berkhidmat dalam mewakafkan dirinya untuk organisasi demi memajukan organisasi.
Selain itu, kedua yang tidak boleh dilupakan oleh kader ialah mengenai sinergi dan kerjasama. Menurutnya, dengan kerjasama yang baik antar lini akan memudahkan sebuah organisasi untuk mencapai sebuah tujuan yang dicita-citakan.
“Dari kerjasama ini akan timbul sebuah sikap saling mendukung dan simpati yang tentunya sangat dibutuhkan untuk menjadikan organisasi lebih baik lagi,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Muhammad Alwi menuturkan jika IPNU IPPNU adalah bagian dari badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang harus selalu didukung setiap kegiatannya mengingat akar rumput pengkaderan NU berada ditangan IPNU IPPNU.
“Oleh karenanya komunikasi antar pengurus NU dan IPNU IPPNU harus senantiasa ditingkatkan guna memudahkan dalam kolaborasi yang akan diprogramkan kedepan,” ucapnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa satu sikap yang harus dimiliki yakni inklusif, baik secara manajemen atau arah gerakan.
“Menerima dan menghargai proses di organisasi tanpa memandang perbedaan latar belakang, budaya, jenis kelamin, atau kemampuan dan kompetensi,” kata Kiai Muhammad Alwi.
Ia menekankan bahwa sikap inklusif dalam manajemen organisasi dapat diwujudkan dalam beberapa hal salah satunya ialah membangun komunikasi yang efektif dan baik.
“Maksudnya ialah membangun komunikasi yang baik dengan semua anggota dan stakeholder sehingga semua pihak dapat memahami dan berpartisipasi dalam kegiatan organisasi,” ucapnya lebih lanjut.
Keempat ialah kolaboratif dalam program yang ditawarkan. Menurutnya, ini akan memerlukan sebuah koordinasi yang baik antara pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi yang diinginkan.
“Dapat diartikan sebagai kerjasama antar sesama dalam memperkuat hubungan untuk mencapai sebuah tujuan,” tandasnya.
Ia melanjutkan, manfaat kolaboratif dalam program ini diantaranya dapat meningkatkan efisiensi dan meningkatkan sebuah dampak program yang dijalankan.
Hafidz Fatur Rahman